Leadershipstreet In Indonesia

Leadershipstreet In Indonesia


Presiden SBY : Gaji PNS, TNI dan Polri Naik 6 Persen, Pensiun Pokok Naik 4 Persen tahun 2014

Posted: 16 Aug 2013 07:58 AM PDT


Leadership Indonesia - fb Jakarta.  Presiden SBY : Gaji PNS, TNI dan Polri Naik 6 Persen, Pensiun Pokok Naik 4 Persen tahun 2014.  Ada kabar baik untuk PNS, TNI, Polri dan Pensiunan ditahun 2014, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan itu dalam keterangan RUU APBN Tahun 2014.
Informasi yang dihimpun Leadership Indonesia dari situs Sekretariat Negara RI,  saat menyampaikan Keterangan Pemerintah atas Rancangan Undang-Undang (RUU) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2014 beserta nota keuangannya, di hadapan sidang paripurna DPR-RI, Jumat (16/8), Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menegaskan, seiring dengan upaya untuk terusmeningkatkan kesejahteraan rakyat, dalam tahun 2014 mendatang Pemerintah juga tetap berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan aparatur negara, baik PNS maupun TNI dan Polri, serta para pensiunannya.
"Pemerintah insya Allah, akan mempertahankan pemberian gaji dan pensiun bulan ke-13, yang kita bayarkan pada pertengahan tahun anggaran. Selain itu, Pemerintah merencanakan penyesuaian gaji pokok PNS serta anggota TNI dan Polri sebesar 6 persen, dan pensiun pokoksebesar 4 persen untuk mengantisipasi laju inflasi," kata Presiden SBY dalam sidang yang dipimpin oleh Ketua DPR-RI Marzuki Alie itu.
Dengan kebijakan itu, serta pelaksanaan program reformasi birokrasi dalam RAPBN tahun 2014, menurut Presiden SBY, alokasi anggaran belanja pegawai pada RAPBN 2014 direncanakan sebesar Rp276,7 triliunatau meningkat 18,8 persen dari belanja pegawai dalam APBNP tahun2013.
Presiden menjelaskan, dalam RAPBN tahun 2014 ini, anggaran belanja non kementerian dan lembaga direncanakan sebesar Rp636,4 triliun, yang antara lain dialokasikan untuk belanja subsidi dan pembayaran bunga utang.
"Anggaran belanja subsidi direncanakan sebesar  Rp336,2 triliun, yang berarti turun sekitar 3,4 persen dari anggaran belanja subsidi dalam APBNP tahun 2013. Anggaran sebesar itu kita alokasikan untuk subsidi energi dan non-energi, yang mencakup berbagai subsidi pangan, pupuk dan benih," papar Presiden SBY.
Adapun untuk mendukung penyelenggaraan  Pemilihan Umum Legislatif, serta Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden secara langsung,  dan agar Pemilu 2014 terselenggara secara demokratis, lancardan aman, pemerintah mengalokasikan anggaran Pemilu 2014 sebesar Rp17 triliun.
Semoga dapat mensejahterakan rakyat indonesia dengan berita Presiden SBY : Gaji PNS, TNI dan Polri Naik 6 Persen, Pensiun Pokok Naik 4 Persen tahun 2014
(LSI)

HUT Kemerdekaan RI 2013 ; Pesan Presiden Sby kepada Paskibraka 2013

Posted: 16 Aug 2013 06:48 AM PDT

Leadership Indonesia - JakartaHUT Kemerdekaan RI 2013 ; Pesan Presiden Sby kepada Paskibraka 2013. Informasi yang dihimpun leadership indonesia dari situs Sekretariat Kabinet RI Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono berpesan untuk Paskibraka 2013 yang melaksanakan tugasnya pada tanggal 17 Agustus 2013 dapat menjadi teladan dengan merajut kasih sayang sebagai sesama rakyat bangsa. 
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang didampingi Ibu Negara Hj. Ani Yudhoyono berpesan kepada seluruh anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) 17 Agustus 2013 untuk merajut  kasih sayang, persaudaraan, persahabatan, dan kerukunan di antara sesama warga bangsa Indonesia.

Kepada para anggota Paskibraka, Presiden SBY juga berpesan kuntuk melakukan tugas sebaik-baiknya. Apalagi tugas itu akan menjadi bagian penting dari sejarah perjalanan mereka dalam menuju masa depan.

"Saya yakin kalian pasti punya cita-cita. Perjuangan menggapai cita-cita adalah perjuangan yang memerlukan idealisme, kerja keras, dan juga pengorbanan. Jadikanlah gemblengan dalam mengemban tugas pada 17 Agustus nanti sebagai bagian dari proses meraih cita-cita kalian," kata Presiden SBY saat pengukuhan Paskibraka) 17 Agustus 2013di Istana Negara, Jakarta, Kamis (15/8).

Kebersamaan selama mengemban tugas Paskibraka, kata  Presiden SBY, diwarnai dengan beragam. Menurut Presiden, betapa Indahnya Indonesia kalau kebersamaan seperti ini hadir di seluruh negeri.

"Kalian mewakili kebesaran dan kemajemukan bangsa Indonesia. Kalian hampir pasti beragam dalam agama, suku, etnis, daerah dan sejumlah identitas yang melekat pada kalian. Sejak dini anak-anak harus dikenalkan bangsanya adalah bangsa yang majemuk.dan mereka harus bisa hidup secara damai dalam kemajemukan itu.Hormat-menghormati, sayang-menyayangi, rukun dengan yang lain," tutur Presiden SBY.
Kepala Negara mengingatkan para anggota Paskibraka telah menjadi contoh dan bisa memberi contoh  bersatu, bersama-sama, kompak, dalam mengemban tugas.

"Jadikan tuntunan dan keyakinan hidup kalian kelak. Saya mendoakan kalian menjadi pemimpin, tokoh, dan putra-putri terbaik bangsa. Ketika kalian mendapatkan peluang, dan kesempatan, untuk memimpin atau menjadi tokoh-tokoh yang memiliki peran yang penting, ingat apa yang saya sampaikan hari ini," kata Presiden.
Puteri Kalsel
Upacara Pengukuhan 66 anggota Paskibraka 2013 dipimpin oleh Gusti Elvira Ramadhanti, siswi SMA 7 Banjarmasin.

Putra dan putri tersebut merupakan utusan dari 33 Provinsi seluruh Indonesia yang berlatih sejak beberapa pekan lalu di Cibubur.

Pengukuhan anggota Paskibraka ditandai dengan penyematan Lencana Kepemimpinan (LK) tingkat Pemuka Pemuda, dan pemasangan kendit atau semacam ikat pinggang berwarna merah.

Pengukuhan juga ditandai dengan pengucapan Ikrar Putra Indonesia.
Pengukuhan Paskibraka itu juga dihadiri oleh Wakil Presiden Boediono dan Ibu Herawati Boediono, Seskab Dipo Alam, Mensesneg Sudi Silalahi,Mendikbud Muhammad Nuh, Menlu Marty Natalegawa, dan Menpora Roy Suryo, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, Kapolri Jenderal Timur Pradopo, Menko Polhukam Djoko Suyanto
HUT Kemerdekaan RI 2013 ; Pesan Presiden Sby kepada Paskibraka 2013 - Leadership Indonesia


Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) Bank Indonesia berhadiah total Rp. 55 juta DL 11 oktober 2013

Posted: 15 Aug 2013 10:03 PM PDT

Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) Bank Indonesia berhadiah total Rp. 55 juta DL 11 oktober 2013


Bank Indonesia telah melakukan berbagai upaya dalam rangka mengedukasi masyarakat mengenai tugas Bank Indonesia. Salah satunya adalah dengan mengajak peran serta aktif masyarakat melalui lomba karya ilmiah. Lomba karya ilmiah ini dilaksanakan setiap tahun dan saat ini telah memasuki pelaksanaan lomba karya ilmiah yang ke-6. 

Tema yang diangkat dalam Lomba Karya Ilmiah di bidang Stabilitas Sistem Keuangan 2013 adalah "Peranan Kebija "Peranan Kebija "Peranan Kebijakan 
Makroprudensial dalam Mewujudkan Stabilitas Sistem Keuangan". Keuangan". . . Tema besar tersebut dirinci 
menjadi 3 sub tema, yaitu : 
a) Peranan Kebijakan Makroprudensial dalam Mencegah dan Mengurangi Risiko Sistemik. 
b) Peranan Kebijakan Makroprudensial dalam Mendorong Intermediasi yang Sesuai dengan 
Kebutuhan Perekonomian. 
c) Peranan Kebijakan Makroprudensial dalam Mendukung Efisiensi, Pendalaman Pasar Keuangan 
dan Keuangan Inklusif. 

Ketentuan Lomba : Ketentuan Lomba :
1. Peserta terbuka untuk masyarakat umum, baik perorangan maupun kelompok. Lomba ini tertutup bagi karyawan Bank Indonesia dan pihak yang terafiliasi dengan Bank Indonesia. 

2. Karya Ilmiah merupakan naskah asli, bukan saduran/terjemahan, dan merupakan hasil 
pemikiran penulis sendiri atau kelompok yang belum pernah dipublikasikan di media cetak dan 
media elektronik. 

3. Judul bebas sepanjang mengacu pada tema dan sub tema. 

4. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia atau bahasa Inggris. 

5. Tulisan pada paper harus mengikuti petunjuk penulisan yang ditetapkan panitia. 

6. Peserta lomba wajib mengisi formulir registrasi dan pernyataan keaslian karya ilmiah 
sebagaimana terlampir. 

7. Karya ilmiah harus disertai dengan biodata penulis yang minimal memuat alamat, nomer 
telepon, rekening bank dan e-mail yang dibuat dalam bentuk CV (curriculum vitae). 

8. Karya ilmiah dikirimkan dalam bentuk softcopy (file pdf dan MS word) dan dalam bentuk 
hardcopy sebanyak 1 (satu) eksemplar, termasuk CV, formulir registrasi dan pernyataan 
keaslian karya ilmiah (terlampir) dalam 1 amplop tertutup dan ditulis Lomba Karya Ilmiah SSK 
2013 di pojok kiri atas amplop. 

9. Tata cara penyampaian karya ilmiah adalah sebagai berikut : 
- Dalam bentuk softcopy (file pdf dan word) (file pdf dan word) (file pdf dan word) disampaikan paling lambat paling lambat paling lambat tanggal tanggal 11 Oktober 2013 ke alamat email: lkissk2013@gmail.com- Dalam bentuk hardcopy, hardcopy,,, melalui pos melalui pos melalui pos atau di antar langsung paling lambat antar langsung paling lambat antar langsung
11 Oktober 2013 pukul 16.00.. WIB, , , , ke alamat : 
Panitia Lomba Karya Ilmiah SSK Panitia Lomba Karya Ilmiah SSK Lomba Karya Ilmiah SSK 2013
c.q. SPESIALIS RISET MAKROPRUDENSIAL c.q. SPESIALIS RISET MAKROPRUDENSIAL SPESIALIS RISET MAKROPRUDENSIAL
Grup Riset Dan Pengaturan Makroprudensial Grup Riset Dan Pengaturan Makroprudensial up Riset Dan Pengaturan Makroprudensial
Departemen Kebijakan Makroprudensial Departemen Kebijakan Makroprudensial (DKMP)
BANK INDONESIA BANK INDONESIA
JI. M.H. Thamrin No.2 JI. M.H. Thamrin No.2 Jakarta Pusat, Jakarta Pusat, Jakarta Pusat, 10350 
10. Informasi lebih lanjut dapat menghubungi panitia LKI-SSK 2013 melalui alamat e-mail 
lkissk13@bi.go.id. 

Petunjuk Penulisan: Petunjuk Penulisan:
1. Tulisan adalah naskah orisinil/asli dan belum pernah dipublikasikan sebelumnya baik pada 
publikasi internal maupun eksternal. 
2. Tulisan dibatasi maksimum 25 halaman, spasi 1, font Times New Roman ukuran 12 dan kertas 
ukuran A4. 
3. Persamaan matematis dan simbol harap ditulis dengan mempergunakan Microsoft Equation. 
4. Setiap naskah harus disertai abstraksi, maksimal satu (1) halaman ukuran A4. Untuk naskah 
yang ditulis dalam bahasa Indonesia, abstraksi ditulis dalam Bahasa Inggris dan sebaliknya. 
5. Naskah harus disertai dengan kata kunci (Keyword) dan dua digit nomor Klasifikasi Journal of 
Economic Literature (JEL). Klasifikasi JEL dapat dilihat pada: 
http://www.aeaweb.org/journal/jel_class_system.html
6. Penulisan paper mengikuti garis besar sistematika sebagai berikut: 
I. Latar Belakang 
II. Tujuan Penelitian 
III. Landasan Teori (Literature Review) 
IV. Metodologi dan Data yang digunakan 
V. Analisis Hasil dan Pembahasan 
VI. Kesimpulan dan Rekomendasi Kebijakan 
VII. Daftar Referensi 
Penambahan judul bab maupun sub bab atas sistematika tersebut di atas dapat dilakukan 
dengan ketentuan sebagai berikut: 
I. Bab 
I.1. Sub Bab 
I.1.1. Sub Sub Bab 
7. Penempatan tabel simetris di tengah halaman dengan judul tabel ditulis di atas tabel, simetris di 
tengah dan berjarak 1,5 spasi terhadap tabel yang bersangkutan. 8. Penempatan grafik simetris di tengah halaman dengan judul grafik ditulis di atas grafik, simetris 
di tengah dan berjarak 1.5 spasi terhadap grafik yang bersangkutan. 
9. Rujukan dibuat dalam footnote (catatan kaki) dan bukan endnote. 
10. Sistem referensi dibuat mengikuti aturan berikut: 
a. Publikasi buku: John E. Hanke dan Arthur G. Reitsch, (1940), Business Forecasting, 
PrenticeHall, New Jersey. 
b. Artikel dalam jurnal: Rangazas, Peter. "Schooling and Economic Growth: A King-Rebelo 
Experiment with Human Capital", Journal of Monetary Economics, Oktober 2000,46(2), hal. 
397-416. 
c. Artikel dalam buku yang diedit orang lain: Frankel, Jeffrey A. dan Rose, Andrew K. 
"Empirical Research on Nominal Exchange Rates", dalam Gene Grossman dan Kenneth 
Rogoff, eds., Handbook of International Economics. Amsterdam: North-Holland, 1995, hal. 
397-416. 
d. Kertas kerja (working papers): Kremer, Michael dan Chen, Daniel. "Income Distribution 
Dynamics with Endogenous Fertility". National Bureau of Economic Research (Cambridge, 
MA) Working Paper No.7530, 2000. 
e. Mimeo dan karya tak dipublikasikan: Knowles, John. "Can Parental Decision Explain U.S. 
Income Inequality?", Mimeo, University of Pennsylvania, 1999. 
f. Artikel dari situs WEB dan bentuk elektronik lainnya: Summers, Robert dan Heston, Alan W. 
"Penn World Table, Version 5.6", http:// pwtecon.unpenn.edu/, 1997. 
g. Artikel di koran, majalah dan periodicals sejenis: Begley, Sharon. "Killed by Kindness", 
Newsweek, April 12, 1993, hal. 50-56. 
Penentuan Pemenang Penentuan Pemenang Pemenang dan Penghargaan: dan Penghargaan: dan Penghargaan: 
1. Dewan Juri adalah akademisi/ dosen dari universitas terkenal. 
2. Kriteria penjurian antara lain: 
- Kesesuaian Karya Tulis dengan Tema LKI-SSK 2013 
- Ketepatan Metodologi Riset yang digunakan 
- Sistematika Penulisan 
- Pengetahuan/ Pemahaman terhadap Masalah dan Metodologi 
- Rekomendasi Kebijakan 
3. Bank Indonesia akan mengundang maksimum 8 (delapan) finalis untuk mempresentasikan hasil 
kajiannya di depan dewan juri. 
4. Bank Indonesia akan menanggung biaya transportasi dan akomodasi bagi 8 (delapan) finalis 
yang terpilih (maksimal 2 orang peserta bagi peserta kelompok) dari wilayah Indonesia. Bagi 
finalis yang berasal dari luar Indonesia, Bank Indonesia hanya akan menanggung biaya 
akomodasi (maksimal 2 orang peserta bagi peserta kelompok), sedangkan biaya transportasi 
sepenuhnya menjadi beban tanggungan peserta.


Gubernur Bank Indonesia, Agus D.W Martowardojo memimpin pertemuan G20 MGM

Posted: 15 Aug 2013 09:39 PM PDT


Leadership Indonesia - Jakarta. Pertemuan G20 MGM Sepakat Terus Upayakan Pemulihan Ekonomi Global.  Gubernur Bank Indonesia, Agus D.W Martowardojo bersama Menteri Keuangan RI, Chatib Basri dari informasi yang dihimpun Leadership Indonesia melalui situs Bank Indonesia, memimpin Delegasi RI pada pertemuan G-20 Tingkat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (G20 MGM) di Moscow, Rusia tanggal 19-20 Juli 2013 yang menyepakati berbagai upaya pemulihan ekonomi global, yang akan dituangkan dalam action plan yang akan dibahas pada Konferensi G-20 tingkat Kepala Negara bulan September mendatang.
Lanjut dalam rilis tersbut, upaya kebijakan mendorong pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja menjadi prioritas dalam jangka pendek dengan tetap melanjutkan upaya pengurangan fragmentasi di pasar keuangan, melanjutkan kebijakan moneter yang akomodatif sepanjang masih diperlukan, dan konsolidasi fiskal di negara maju. Implementasi strategi kebijakan fiskal yang kredibel di negara-negara maju dan penyeimbangan permintaan global akan dilanjutkan, demikian pula upaya mendorong pertumbuhan dan stabilitas ekonomi negara berkembang juga disepakati untuk dilanjutkan.

"Perkembangan pemulihan perekonomian global terkini masih rentan dan diwarnai dengan ketidakpastian serta tingginya angka pengangguran di berbagai kawasan", demikian disampaikan Gubernur Bank Indonesia, Agus D.W. Martowardojo. "Upaya kebijakan yang ditempuh memang telah memberikan sinyal penguatan perekonomian di AS dan Jepang, namun kawasan Eropa masih bergulat untuk mengatasi resesi yang berkelanjutan dan pertumbuhan ekonomi negara berkembang mulai menunjukkan perlambatan sebagai dampak dari belum pulihnya permintaan global dan meningkatnya volatilitas di pasar keuangan. Sebagai anggota G20, Indonesia memandang bahwa negara-negara maju perlu terus meningkatkan komitmennya untuk melanjutkan berbagai upaya dalam mewujudkan tujuan bersama yakni perekonomian global yang kuat, berkesinambungan, dan seimbang", tambahnya.

Upaya mendorong pemulihan ekonomi global tersebut juga akan disertai dengan upaya melanjutkan reformasi arsitektur sistem keuangan internasional (International Financial Architecture Reforms). Dalam hal ini, reformasi tata kelola IMF menjadi bagian penting guna meningkatkan legitimasi, kredibilitas dan efektivitas lembaga tersebut dalam pencegahan dan penanggulangan krisis.

Dalam arsitektur sistem keuangan internasional juga dibahas isu kerjasama keuangan regional (Regional Financial Arrangement atau RFA). Terkait dengan hal tersebut, G20 mengharapkan dapat dilakukan dialog yang bersifat fleksibel dan tidak mengikat antara RFA sebagai bagian penting dari upaya pencegahan dan penanggulangan krisis global (GFSN) dengan IMF.

Selain itu dibahas pula isu penguatan pengelolaan utang dalam rangka mendukung tercapainya ketahanan sektor keuangan publik. Salah satunya dilakukan dengan merevisi pedoman yang diterbitkan oleh IMF/WB mengenai pengelolaan utang pemerintah.

Pertemuan tersebut juga menyimpulkan adanya kemajuan dalam upaya mendorong stabilitas sistem keuangan yang ditandai dengan peningkatan jumlah negara yang menerapkan kerangka Basel III. Mereka berharap bagi negara-negara yang belum menerapkannya agar tetap memegang komitmen untuk menerapkannya sesegera mungkin.

Sementara itu, terkait dengan isu "too big to fail" pada lembaga keuangan global, G20 meminta lembaga regulator utama (FSB dan IMF) untuk melaporkan perkembangan terhadap upaya penyelesaian isu-isu resolusi lintas batas (cross-border resolution issues) pada G20 Leaders Summit, September 2013.

Isu keuangan inklusif (financial inclusion), edukasi keuangan (financial education) dan perlindungan konsumen (consumer protection) juga dibahas dan mendapat perhatian dari para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral anggota G20. Mereka meminta GPFI untuk melanjutkan dukungan terhadap dasar-dasar pengembangan keuangan inklusif secara global (global platform), seperti AFI's Maya Declaration, G20 Peer-Learning Program dan Kerangka Pengembangan Keuangan Inklusif yang dirancang oleh Bank Dunia (World Bank Group's Financial Inclusion Support Framework).

Terkait dengan isu komoditi dan energi, disimpulkan perlunya upaya meningkatkan transparansi dan fungsi pasar komoditi untuk mencegah volatilitas harga yang berlebihan serta mendorong investasi di sektor infrastruktur energi. Salah satu kesepakatan penting terkait isu ini adalah perlunya dilakukan penyempurnaan prinsip-prinsip transparansi dan tata kelola yang baik bagi para lembaga yang memberikan quotasi harga komoditas (Price Reporting Agencies) agar sesuai dengan standar internasional (IOSCO benchmark).

Selain menghadiri pertemuan G20 MGM tersebut, Gubernur Bank Indonesia bersama dengan Delegasi RI lainnya juga melakukan pertemuan bilateral RI dengan Australia. Selain itu, Gubernur BI juga melakukan pertemuan/pembicaraan bilateral dengan Gubernur Bank Sentral Korea, dan Gubernur Bank Sentral China, serta pimpinan lembaga internasional (OECD, IMF, BIS) terkait kerjasama antar bank sentral/lembaga maupun bertukar pandangan mengenai perkembangan isu-isu ekonomi dan keuangan terkini.

Bank Indonesia tetap pertahankan BI rate 6.50%

Posted: 15 Aug 2013 09:14 PM PDT



Bank Indonesia tetap pertahankan BI rate 6.50%
Leadership Indonesia - Jakarta fb -  Bank Indonesia tetap pertahankan BI rate 6.50%, dari berita yang dihimpun Leadership Indonesia, melalui situs Bank Indonesia, Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) pada Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 15 Agustus 2013 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate pada level 6,50%. Penguatan bauran kebijakan Bank Indonesia untuk pengendalian inflasi, pengelolaan neraca pembayaran yang lebih sustainable, dan penguatan stabilitas sistem keuangan, dilakukan melalui optimalisasi sejumlah instrumen kebijakan moneter dan makroprudensial. Pertama, penguatan operasi moneter terus dilakukan untuk mengintensifkan pengendalian ekses likuiditas yang cenderung meningkat pasca Ramadhan. 


Dalam hal ini, Bank Indonesia akan menerbitkan Sertifikat Deposito Bank Indonesia (SDBI) dan menyempurnakan ketentuan GWM-LDR untuk memperkuat penyaluran kredit dan penghimpunan dana yang prudent, serta menyempurnakan GWM Sekunder untuk memperkuat manajemen likuiditas perbankan. Kedua, stabilisasi nilai tukar jangka panjang Rupiah tetap dilakukan sesuai dengan kondisi fundamental perekonomian dan sekaligus untuk pengelolaan neraca pembayaran yang lebih sustainable. Ketiga, Bank Indonesia akan melakukan langkah-langkah pengawasan bank (supervisory actions) untuk mengendalikan pertumbuhan kredit yang dinilai masih relatif tinggi pada sejumlah bank dan sektor tertentu, termasuk yang mempunyai kandungan impor tinggi. Penguatan kebijakan makroprudensial ini, termasuk penyempurnaan GWM-LDR dan GWM Sekunder, sekaligus dimaksudkan untuk memperkuat kemampuan bank dalam menghadapi risiko dan memperkuat stabilitas sistem keuangan. Keempat, Bank Indonesia akan menyempurnakan sejumlah ketentuan untuk pengembangan pasar valas domestik lebih lanjut dan sekaligus untuk meningkatkan pasokan valas secara lebih efektif, termasuk ketentuan mengenai pembelian valas terhadap rupiah untuk bank, transaksi derivatif dan pinjaman luar negeri jangka pendek perbankan. Bank Indonesia meyakini bauran kebijakan tersebut akan memadai untuk mengarahkan inflasi tahun 2014 sesuai dengan sasarannya sebesar 4,5%±1%, serta dapat mendukung penyesuaian ekonomi domestik bergerak secara terkendali ke arah yang lebih sehat dan seimbang. Penguatan koordinasi dengan Pemerintah terus dilakukan termasuk untuk pengendalian inflasi dan pengelolaan neraca pembayaran.

Menurut penyampaian BI melalui situs nya Bank Indonesia tetap mewaspadai kinerja ekonomi global yang menunjukkan risiko perlambatan pertumbuhan dan ketidakpastian pasar keuangan yang masih tinggi. Pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2013 diperkirakan lebih rendah dari prakiraan sebelumnya, dari 3,2% menjadi 3,1%. Revisi ke bawah terutama terjadi akibat realisasi pertumbuhan negara emerging, terutama Cina dan India, yang lebih rendah. Pada saat yang sama, harga komoditas dunia juga masih menurun, kecuali harga minyak. Sementara itu, gejolak pasar keuangan global yang pada Juli 2013 sedikit mereda, ke depan perlu terus dicermati terutama terkait pengaruh spekulasi implementasi pengurangan (tapering) stimulus moneter oleh the Fed. Kinerja perekonomian global yang tidak menggembirakan tersebut cenderung berdampak negatif terhadap kinerja perekonomian Indonesia baik melalui jalur perdagangan maupun jalur keuangan.

Perekonomian nasional menunjukkan pertumbuhan yang lebih rendah dari prakiraan sebelumnya sebagai dampak dari perlambatan ekonomi global dan kenaikan inflasi di dalam negeri. Setelah mencatat pertumbuhan 6,0% (yoy) pada triwulan I-2013, ekonomi Indonesia tumbuh melambat menjadi 5,8% (yoy) pada triwulan II-2013. Ekspor, meskipun telah tumbuh positif, masih belum cukup kuat menopang pertumbuhan ekonomi akibat masih lemahnya permintaan ekonomi global. Ekspor yang belum kuat serta melemahnya daya beli akibat inflasi yang meningkat berpengaruh kepada perlambatan konsumsi rumah tangga dan juga investasi non-bangunan. Ke depan, risiko perlambatan ekonomi masih tetap besar. Secara keseluruhan Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun 2013 menuju batas bawah kisaran 5,8%-6,2% dan untuk 2014 berada dalam kisaran 6,4%-6,8%.

Di sisi eksternal, tekanan pada perekonomian nasional masih berlanjut. Secara keseluruhan, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan II 2013 mengalami defisit yang lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Perbaikan NPI ditopang surplus yang cukup signifikan pada Transaksi Modal dan Finansial (TMF) antara lain akibat meningkatnya aliran modal masuk langsung (FDI) dan penerbitan obligasi valas Pemerintah. Di sisi lain, defisit pada Transaksi Berjalan (TB) tercatat meningkat relatif tinggi, terutama didorong oleh terus menurunnya ekspor karena perlambatan ekonomi global dan penurunan tajam harga komoditi global, di tengah masih tingginya impor baik migas maupun nonmigas sesuai dengan pola musiman. Defisit pada TB juga dipengaruhi oleh pembayaran bunga utang yang cukup besar pada triwulan II-2013. Cadangan devisa pada akhir Juli 2013 tercatat 92,67 miliar dolar AS atau setara dengan 5,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, di atas standar kecukupan internasional. Ke depan, dengan pengetatan bauran kebijakan moneter dan makroprudensial yang ditempuh Bank Indonesia, serta langkah koordinasi kebijakan dengan Pemerintah, NPI diprakirakan kembali membaik ditopang penurunan defisit pada TB sejalan dengan dampak perlambatan permintaan domestik dan penyesuaian pada nilai tukar rupiah.

Nilai tukar rupiah selama Juli 2013 terdepresiasi sesuai dengan arah fundamentalnya. Secara rata-rata, rupiah melemah 1,95% (mtm) dibandingkan dengan bulan sebelumnya ke level Rp10.071 per dolar AS. Sementara itu, secara point-to-point, rupiah terdepresiasi 3,43% dan ditutup di level Rp10.278 per dolar AS. Bank Indonesia menilai tren pelemahan nilai tukar rupiah tersebut masih sejalan dengan kondisi fundamental perekonomian serta dapat mendukung upaya mempercepat perbaikan keseimbangan kondisi eksternal dan menopang pertumbuhan ekonomi ke arah yang lebih sehat.

Inflasi IHK pada Juli 2013 melonjak tinggi mencapai 3,29% (mtm) atau 8,61% (yoy), jauh lebih tinggi dari inflasi IHK bulan Juni 2013 dan prakiraan Bank Indonesia. Peningkatan inflasi terutama didorong kenaikan tajam inflasi kelompok volatile food, sedangkan peningkatan inflasi kelompok administered karena dampak langsung kenaikan harga BBM bersubsidi tercatat tidak jauh berbeda dengan prakiraan Bank Indonesia. Inflasi inti, meskipun meningkat, masih cukup terkendali dipengaruhi dampak lanjutan (second round effect) yang lebih rendah dibandingkan dengan pola historis pasca kenaikan harga BBM bersubsidi. Ke depan, tekanan inflasi diprakirakan akan mereda. Prospek tersebut dipengaruhi oleh berakhirnya faktor musiman terkait Lebaran dan Tahun Ajaran Baru Sekolah, serta melambatnya pertumbuhan ekonomi domestik. Bank Indonesia meyakini bahwa dengan tren penurunan inflasi ke depan maka inflasi IHK tahun 2014 diprakirakan dapat kembali pada kisaran sasaran sebesar 4,5%±1%.

Stabilitas sistem keuangan juga tetap terjaga, dengan didukung stabilitas industri perbankan. Di tengah tren perlambatan kredit perbankan, ketahanan industri perbankan tetap solid tercermin pada rasio kecukupan modal (CAR/Capital Adequacy Ratio) yang masih tinggi sebesar 18% dan berada jauh di atas ketentuan minimum 8%, serta rasio kredit bermasalah (NPL/Non Performing Loan) gross yang masih rendah sebesar 1,9% pada bulan Juni 2013. Kondisi likuiditas perbankan secara keseluruhan masih tejaga, meskipun Loan-to-Deposit Ratio (LDR) relatif tinggi yaitu 87,2% pada Juni 2013. Sementara itu, kredit melambat dari 21,0% pada Mei 2013 menjadi 20,6% (yoy) pada Juni 2013, sejalan dengan melemahnya pertumbuhan ekonomi. Bank Indonesia terus mencermati pertumbuhan kredit yang masih cukup tinggi pada beberapa bank dan pada sejumlah sektor ekonomi, termasuk yang mempunyai kandungan impor tinggi, yang dikhawatirkan dapat mengganggu kinerja industri perbankan dan stabilitas sistem keuangan.

Bank Indonesia tetap pertahankan BI rate 6.50% melalui siaran pers Bank Indonesia oleh Departemen Komunikasi BI.

Bank Indonesia Koreksi Pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan II-2013

Posted: 15 Aug 2013 08:06 PM PDT

Pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan II-2013 tercatat lebih rendah dari prakiraan BI yaitu 5,81% (yoy)

Leadership Indonesia - Jakarta Bank Indonesia Koreksi Pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan II-2013  Pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan II-2013 tercatat lebih rendah dari prakiraan BI yaitu 5,81% (yoy). Informasi yang dihimpun Leadership Indonesia dari situs Bank Indonesia Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II-2013 tercatat 5,81% (yoy), lebih rendah dari perkiraan BI sebesar 5,9% (yoy). Bank Indonesia menyampaikan dalam siaran pers nya bahwa perlambatan ekonomi tersebut terutama disebabkan kinerja investasi non-bangunan yang mencatat kontraksi sejalan dengan permintaan konsumsi rumah tangga yang melambat. Konsumsi rumah tangga yang melambat tidak terlepas dari melemahnya daya beli akibat meningkatnya inflasi. Sementara itu, meskipun secara nominal mengalami penurunan, kinerja ekspor riil membaik ditopang kenaikan ekspor beberapa komoditi utama akibat membaiknya permintaan dari AS, sedangkan permintaan ekspor dari Cina menurun.


Lanjut kemudian ke depan seperti disampaikan Departemen Komunikasi Bank Indonesia melalui Direktur Eksekutif Difi A Johansyah, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2013 diperkirakan berada dalam batas bawah kisaran 5,8-6,2%. Prakiraan tersebut tersebut antara lain dipengaruhi oleh dampak melambatnya pertumbuhan ekonomi Cina dan meningkatnya tekanan inflasi. Namun, persiapan penyelenggaraan Pemilu 2014 diperkirakan dapat kembali mendorong pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV-2013. Sehubungan prospek ekonomi tersebut, Bank Indonesia akan memperkuat koordinasi kebijakan bersama Pemerintah dalam mengelola perekonomian agar dapat tumbuh lebih seimbang dan sehat, di tengah proses pemulihan ekonomi dunia yang belum sesuai dengan harapan.


Previous
Next Post »